Salam GGCG (Good Governance and Clean Government)...
Jumat, 21 Desember 2018, Inspektorat Jenderal KESDM memperoleh kesempatan berharga untuk menggali lebih dalam atas manajemen risiko pada sektor publik. Narasumbernya adalah Bapak Bangkit Kuncoro dan Timnya yang dibawa dari Ernst and Young(EY).
Inspektur Jenderal KESDM memiliki perhatian khusus untuk pengembangan kompetensi stafnya khususnya Auditor, agar lebih memahami manajemen risiko dan menerapkannya dalam penugasan pengawasan intern. Hal ini juga didukung dengan pengembangan kompetensi auditor itjen KESDM yang telah memiliki 7 orang Auditor yang bersertifikat CRMP.
Tim EY memaparkan beberapa hal tentang Manajemen Risiko, dengan intisari yang dapat saya simpulkan adalah
1. Definisi Manajemen Risiko itu bervariasi, disesuaikan kebutuhan organisasi. Ada defisini COSO, ISO dll.
2. Hal pertama yang perlu dibuat itjen kesdm adalah taksonomi atau grup risiko yang khusus KESDM dan dikelola oleh KESDM.
3. Risk register juga bervariasi sesuai kebutuhan organisasi.
Irjen KESDM juga menyampaikan bahwa IKU KESDM Yang mendasar untuk dikelola adalah agar PNBP mencapai target dan Pelayanan ESDM dapat tersalurkan sehingga terbentuk energi yang berkeadilan, seperti LTSHE, sumur bor, jargas, PLTS dan lain-lain. Para Auditor juga diminta latihan membuat peta risiko untuk pencapaian tujuan KESDM tersebut.
Kegiatan ini adalah serangkaian Pengembangan Profesi bagi Para Auditor untuk meningkatkan Kompetensinya melalui Irjen Lecture. Tahun 2018 ini, Irjen KESDM telah menyampaikan 4 kali sharing knowledge kepada seluruh Auditor Internal KESDM. Salah satu yang saya ingat adalah Irjen Lecture Kedua tentang Situasional Leadership, Irjen Lecture Ketiga tentang Tata Kelola dan Irjen Lecture ke 4 ini tentang Manajemen Risiko.
Berikut ini salah satu sharing knowledge Irjen KESDM pada Irjen Lecture kedua tentang Situational Leadership:
#ITJENKESDM
#MANAJEMENRISIKO
#EY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar