Tulisan iseng ini adalah opini pribadi dan buat reminder buat pribadi juga di masa depan. Tidak ada maksud apapun dalam tulisan iseng ini dan semoga Auditor yang membaca tulisan ini dapat senantiasa menjaga kesehatan.
Masa Pandemi Covid19 ini, tepatnya Maret 2020, senior saya meninggal karena tertular covid19. Penanganan awal masa pandemi covid19 masih belum ada persiapan matang dari pemerintah maupun Rumah Sakit. Maka, Auditor wajib mengikuti arahan Pemerintah dengan senantiasa Menjaga Jarak, Memakai Masker, Menjauhi Kerumunan, Mencuci Tangan dan Protokol Kesehatan lainnya. Pada Bulan Mei 2021 ini juga ada temanku yang tertular Covid19 meskipun telah vaksin sinovac 2 kali dikantor KESDM. Jadi, Auditor tetap waspada akan tertular covid19 dimanapun berada apalagi saat penugasan di luar kantor Jakarta.
Ada juga Auditor senior saya yang meninggal karena ususnya bocor, Ada juga senior saya yang telah mengalami sakit diabetes, saraf terjepit, asam urat, kolesterol tinggi dan penyakit lainnya yang perlu diwaspadai. Alangkah baiknya Auditor senantiasa rajin melakukan MCU (Medical Check Up) Rutin setiap semester khususnya untuk Diabetes, Kolesterol dan Asam Urat karena ketiga penyakit ini yang sering diderita Auditor (apalagi sering wisata kuliner dan memakan aneka ragam makanan pada saat penugasan luar kota). MCU ini biasanya cuma sekitar Rp100.000 dan hasilnya dapat ditunggu setengah jam kemudian dengan diawali puasa sejak jam 10 malam sampai jam 7 pagi dan MCU pada jam 8 pagi.
Sehat itu Mahal. Saya membawa keluarga saya melakukan DSA (Digital Subtraction Angiography) dengan metode flushing (cuci otak) yang dirintis oleh Pak Terawan, menghabiskan biaya sekitar 60jutaan. Hari pertama dilakukan Cek Lab Thorax dan MRI Otak. Hari Kedua dilakukan Konsultasi Dokter DSA, Cek Darah lengkap dan Cek Swab PCR. Hari Ketiga dilakukan Konsultasi Dokter Saraf, Dokter Jantung, Dokter Penyakit Dalam, dan Booking One-Day Care DSA. Hari Keempat dilakukan Tindakan DSA dan bisa langsung pulang kerumah setelah dilakukan observasi 4 jam oleh beberapa dokter di RSPAD Jakarta. Puji Tuhan, hasilnya cukup baik. Dengan dibantu minuman Sop Sibarashi dan melakukan tindakan akupunktur, tangan dan kaki kanan yang awalnya tidak bisa digerakkan, sekarang sudah mulai dapat digerakkan perlahan-lahan. Keluarga saya juga senantiasa menjaga pola makanannya dan selalu melakukan fisioterapi mandiri dirumah setiap hari.
Untuk saat ini, olahraga yang sering saya lakukan adalah Renang Gaya Dada (Ketika Dinas Luar Kota di Hotel yang ada Kolam Renangnya) dan Lari Treadmill (15-30 menit setiap hari)
catatan: gambar diambil dari situs internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar