Selasa, 18 Mei 2021

(OPINI) AUDITOR WAJIB MENJAGA KESEHATAN DAN MERASA CUKUP

Tulisan iseng ini adalah opini pribadi dan buat reminder buat pribadi juga di masa depan. Tidak ada maksud apapun dalam tulisan iseng ini dan semoga Auditor yang membaca tulisan ini dapat senantiasa menjaga kesehatan.


Masa Pandemi Covid19 ini, tepatnya Maret 2020, senior saya meninggal karena tertular covid19. Penanganan awal masa pandemi covid19 masih belum ada persiapan matang dari pemerintah maupun Rumah Sakit. Maka, Auditor wajib mengikuti arahan Pemerintah dengan senantiasa Menjaga Jarak, Memakai Masker, Menjauhi Kerumunan, Mencuci Tangan dan Protokol Kesehatan lainnya. Pada Bulan Mei 2021 ini juga ada temanku yang tertular Covid19 meskipun telah vaksin sinovac 2 kali dikantor KESDM. Jadi, Auditor tetap waspada akan tertular covid19 dimanapun berada apalagi saat penugasan di luar kantor Jakarta.


Ada juga Auditor senior saya yang meninggal karena ususnya bocor,  Ada juga senior saya yang telah mengalami sakit diabetes, saraf terjepit, asam urat, kolesterol tinggi dan penyakit lainnya yang perlu diwaspadai. Alangkah baiknya Auditor senantiasa rajin melakukan MCU (Medical Check Up) Rutin setiap semester khususnya untuk Diabetes, Kolesterol dan Asam Urat karena ketiga penyakit ini yang sering diderita Auditor (apalagi sering wisata kuliner dan memakan aneka ragam makanan pada saat penugasan luar kota). MCU ini biasanya cuma sekitar Rp100.000 dan hasilnya dapat ditunggu setengah jam kemudian dengan diawali puasa sejak jam 10 malam sampai jam 7 pagi dan MCU pada jam 8 pagi.


Sehat itu Mahal. Saya membawa keluarga saya melakukan DSA (Digital Subtraction Angiography) dengan metode flushing (cuci otak) yang dirintis oleh Pak Terawan, menghabiskan biaya sekitar 60jutaan. Hari pertama dilakukan Cek Lab Thorax dan MRI Otak. Hari Kedua dilakukan Konsultasi Dokter DSA, Cek Darah lengkap dan Cek Swab PCR. Hari Ketiga dilakukan Konsultasi Dokter Saraf, Dokter Jantung, Dokter Penyakit Dalam, dan Booking One-Day Care DSA. Hari Keempat dilakukan Tindakan DSA dan bisa langsung pulang kerumah setelah dilakukan observasi 4 jam oleh beberapa dokter di RSPAD Jakarta. Puji Tuhan, hasilnya cukup baik. Dengan dibantu minuman Sop Sibarashi dan melakukan tindakan akupunktur, tangan dan kaki kanan yang awalnya tidak bisa digerakkan, sekarang sudah mulai dapat digerakkan perlahan-lahan. Keluarga saya juga senantiasa menjaga pola makanannya dan selalu melakukan fisioterapi mandiri dirumah setiap hari.

Untuk saat ini, olahraga yang sering saya lakukan adalah Renang Gaya Dada (Ketika Dinas Luar Kota di Hotel yang ada Kolam Renangnya) dan Lari Treadmill (15-30 menit setiap hari)


catatan: gambar diambil dari situs internet


Hal penting lainnya yang wajib dimiliki oleh Auditor adalah Merasa CUKUP. Ketika Auditor masih menerima penugasan luar kota, maka Auditor wajib mencukupkan diri dengan uang harian dari kantor. Auditor tidak boleh melanggar kode etik auditor dengan memalsukan tiket pesawat/kereta api/ bill hotel/dll. Ketika tahun 2020 dan 2021 ini, kantorku memiliki anggaran yang cukup, maka auditor wajib memiliki sikap integritas dengan mencukupkan diri dari perjalanan dinas kantornya dan tidak menerima perjalanan dinas double costing dari klien pengawasan. Ada teman kantorku yang mengatakan bahwa Kebutuhan/Gaya Hidup mengikuti Pendapatan kita, dan bukan sebaliknya Pendapatan yang mengikuti Kebutuhan/Gaya Hidup kita. Artinya jika Pendapatan Auditor dapat 10juta per bulan, maka Gaya Hidup/Kebutuhan Auditor harus cukup 10juta, dan direkomendasikan agar kebutuhan cuma 7juta agar dapat menabung 3juta. Kelak jika Pendapatan Auditor meningkat menjadi 20juta maka kebutuhan wajib tetap 7juta agar dapat menabung 13juta. Ini prinsip yang cukup baik dan semoga saya dapat menerapkan hal ini. 

Kebutuhan ini juga menyinggung pengeluaran riil dan at-cost pada saat perjalanan dinas. Jika memang sudah ditetapkan at-cost maka sebaiknya auditor tetap mendorong diri sendiri dan klien pengawasan agar bertahan pada prinsip at-cost dan bukan mendorong kebijaksanaan pengeluaran riil. Saya sudah sulit menemukan auditor dengan prinsip yang sudah merasa cukup seperti ini. 


Auditor juga perlu memiliki rasa cukup jika memang sudah melaksanakan prosedur pengawasan sesuai program kerja pengawasan. Auditor tidak perlu memaksakan diri untuk mencari temuan finansial jika memang klien pengawasan sudah patuh pada aturan yang berlaku. Rencana Penerbitan Laporan (RPL) yang sudah direncanakan Auditor biasanya terlambat karena data dukung yang terlambat diberikan klien pengawasan, dapat juga disebabkan oleh sikap auditor yang belum merasa cukup atas bukti audit yang telah diperoleh melalui prosedur yang telah dilaksanakan. 










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

(OPINI) USULAN PERUBAHAN DARI, OLEH, UNTUK ITJEN KESDM

 SALAM GGCG (GOOD GOVERNANCE AND CLEAN GOVERNMENT) Reformasi Birokrasi Kementerian ESDM telah meningkat secara bertahap (konsisten naik) sej...