Rabu, 27 Mei 2020

(OPINI) IMPLEMENTASI PENGAWASAN JARAK JAUH (REMOTE AUDITING)

IMPLEMENTASI PENGAWASAN JARAK JAUH (REMOTE AUDITING)

UNTUK JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

 

OLEH JUNIUS SIMBOLON

Auditor Muda, Inspektorat III

 

Pendahuluan

Pandemi COVID19 merupakan suatu disruption (gangguan/perubahan) atau suatu kejadian risiko  yang harus dimitigasi untuk mengurangi dampaknya terhadap pencapaian tujuan organisasi. Salah satu mitigasi yang dilaksanakan oleh Itjen KESDM agar tetap mempertahankan layanan assurance and consulting melalui Pengawasan secara jarak jauh. Sesuai Hal ini juga mendukung upaya Itjen KESDM menuju era pengawasan 2.0 yang penugasan pengawasannya dilaksanakan dengan bantuan Komputer atau menggunakan Teknologi Informasi (Meskipun belum melaksanakan IT Audit dan Software untuk Audit).

Pandemi ini dapat dijadikan momen bagi Internal Audit dalam memberi nilai tambah dalam Organisasi melalui pemberian jasa layanan assurance dan consulting bagi Organisasi terhadap Manajemen Risiko Organisasi, apakah sudah cukup efektif atau belum, dalam menangani risiko pandemic ini sehingga tujuan organisasi tetap dapat terlaksana. Beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh Itjen KESDM pada masa Pandemi COVID19 ini, diantaranya adalah:

1)    Memutakhirkan PKPT (Program Kerja Pengawasan Tahunan) dengan mempriotiaskan Pengawasan pada Risiko Tinggi

2)    Memberikan Assurance, apakah Peraturan telah disusun dan ditegakkan, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD), Alat Higinis, dll

3)    Memberikan Consulting, apakah Perencanaan Kelangsungan Manajemen (Business Continuity Plan (BCP) atau Business Continuity Management(BCM) telah efektif atau belum, apakah telah mempertimbangkan risiko gelombang kedua atau ketiga pandemic

4)    Memberikan jasa Consulting kepada Manajemen, apakah sudah melakukan mitigasi atas risiko yang tinggi seperti Risiko Teknologi (Seiring Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi pada saat Pandemi, jadi diperlukan Assurance bahwa TI telah aman dan nyaman digunakan oleh pegawai), Risiko Anggaran (Apakah dapat merealisasikan anggaran dan mencapai target Penerimaan, perlu Assurance dari Itjen), Risiko Operasional (Permasalahan Rantai Pasok Barang dan Jasa, Permasalahan Kesehatan dan Keamanan Kerja menjadi aspek assurance yang diberikan Itjen); dan Risiko Fraud (Pengawasan jarak jauh menjadi Alternatif untuk memberikan jasa consulting agar fraud dapat dicegah)

5)    Mempertimbangkan strategi pengawasan yang baru dan meninggalkan strategi pengawasan lama yang masih manual

Berkembangnya COVID-19 serta adanya pembatasan perjalanan di seluruh dunia, bersamaan dengan adanya kebutuhan untuk melakukan Pengawasan sesuai dengan peraturan/ hukum atau adanya keperluan mendesak untuk melakukan pengawasan telah memunculkan kembali pembicaraan serta perhatian terhadap upaya audit internal untuk menemukan alternatif lain sebagai pengganti proses audit tradisional - yang menggunakan metode tatap muka – untuk sesegera mungkin diimplementasikan. Proses pengawasan jarak jauh (remote auditing) mungkin merupakan alternatif terbaik yang dapat dilaksanakan, hal ini terutama karena sebagian besar perusahaan telah membatasi perjalanan hanya untuk fungsi-fungsi bisnis yang kritis, dan banyak negara di dunia telah melakukan penutupan sementara perbatasannya. Penulis akan membahas tentang tantangan proses audit jarak jauh serta menawarkan strategi untuk mengatasinya pada setiap bagian proses penugasan audit, meliputi - perencanaan, pemeriksaan dokumen, kerja lapangan, wawancara, dan pertemuan penutupan.

Bagaimana dengan Fakta Pengawasan Internal yang dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM)? Apakah kita perlu mempertahankan pengawasan tradisional dengan tatap muka dan observasi lapangan? Apakah Itjen KESDM dapat melaksanakan Pengawasan Jarak Jauh untuk Jangka Pendek atau Jangka Panjang kelak?

 

ISI

Inspektorat Jenderal KESDM telah mulai berbenah. Apalagi “dipaksa”dengan keadaan Pandemi COVID19 dengan arahan “Working From Home” maka mau tidak mau, Auditor Internal melaksanakan penugasan pengawasan Internal menggunakan Softcopy dan mulai memanfaatkan Informasi Teknologi (IT Audit) dengan perlengkapan minimal dengan Microsoft Office (Word, Excel, dan Powerpoint), meskipun belum optimal dibantu dengan Sofware CAAT (Computer-Assisted Audit Technique atau Computer-Assisted Audit Tools) atau Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK).

Elemen yang terkait proses pengawasan jarak jauh dalam banyak hal dapat dianalogikan dengan pengawasan menggunakan kontak secara langsung. Namun, fokus, tema utama dan pelaksanaan fase dari kedua pengawasan ini berbeda. Berikut ini beberapa perbedaan pengawasan jarak jauh vs Pengawasan Tradisional, diantaranya adalah:

No

Perihal

Pengawasan Tradisional

Pengawasan Jarak Jauh

1

Tahap Perencanaan

Kendali Mutu Perencanaan tetap

Kendali Mutu Perencanaan ada perubahan pada Program Kerja Pengawasan dan Anggaran Waktu Pengawasan biasanya lebih cepat jika data dukung dari Auditi telah diarsipkan dalam Soft-Copy dan tidak diperlukan adanya observasi lapangan. Namun, anggaran waktu pengawasan bisa lebih lama jika data dukung dari Auditi masih dalam Hard-Copy dan butuh waktu untuk Scan File tersebut kedalam Soft-Copy

2

Rapat Pendahuluan (Entry Meeting)

·         Dilakukan tatap langsung dan dihadiri oleh sebagian kecil Perwakilan dari Auditi (tandatangan  dan notulen akan ditandatangani secara manual)

·         butuh waktu yang lebih cepat (sekitar 1 jam)

·         Auditor memaparkan Ruang Lingkup, sasaran, tujuan, metodologi penugasannya menggunakan powerpoint

 

 

·         Dilakukan secara Video Conference dan dapat dihadiri sebagian besar Auditi (daftar hadir secara online dalam Video Conference atau dibuatkan dalam Google Form dan daftar hadir/notulen rapat akan ditandatangani Eselon II secara elektronik)

·         butuh waktu yang lebih lama (sekitar 2-4 jam) karena akan membahas kesepakatan atas keterbatasan ruang lingkup penugasan), bagaimana dan kapan informasi akan dibagikan (bisa melalui WhatsApp Group, Email, Drive Google, Drive ESDM atau media penyimpanan online lainnya), teknologi apa yang akan digunakan (mulai dari kamera hingga drone sampai dengan dukungan kehadiran dari jarak jauh/telepresence), otorisasi apa yang perlu diperoleh sebelumnya untuk dapat melakukan pengambilan video maupun fotografi, serta area rahasia atau terbatas apa yang perlu dipertimbangkan atau dihindari, perlu tidaknya kelak akan dilakukan observasi lapangan jika diperlukan sesuai hasil pengawasan jarak jauh tersebut

3

Tahap Analisis dan Evaluasi Dokumen

Analisis dan Evaluasi atas dokumen hardcopy dan bisa langsung ke ruangan arsip auditi

·         butuh waktu auditi untuk scan dokumen kedalam soft-file

·         Auditor harus terbuka untuk menerima dan meninjau informasi dalam format apa pun yang paling mudah diperoleh sehingga beban yang ada dapat diminimalkan. Jika memungkinkan, pertimbangan harus diberikan terkait aksesibilitas sistem file digital yang digunakan oleh pihak yang menyimpan rekaman catatan tersebut. Seringkali akses langsung dapat diberikan secara sementara, hanya sepanjang pelaksanaan audit

·         Pertimbangan yang cermat harus diberikan untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam melakukan pengkajian data dari jarak jauh. Misalnya, penggunaan sampel mungkin merupakan pilihan terbaik, tergantung pada jumlah rekaman catatan yang akan diperiksa, Terlepas apakah auditor memeriksa semua atau sebagian dari data yang tersedia, strategi yang akan digunakan harus didiskusikan terlebih dahulu dengan auditee untuk memastikan kebenaran informasi yang diberikan guna mendukung strategi pengambilan sampel.

4

Tahap Opname Fisik atau Observasi Lapangan

Auditor dan Auditi berada di lapangan untuk melakukan observasi lapangan

·         merupakan aspek yang paling menantang dari pelaksanaan pengawasan jarak jauh

·         Auditor Working From Home dan Auditi yang melakukan Observasi Lapangan dengan Salah satu pendekatannya adalah memanfaatkan teknologi komunikasi langsung dua arah, termasuk penggunaan livestreaming dan teknologi two-way smart glasses (kacamata pintar dua arah)

·         Alternatif untuk komunikasi langsung dua arah adalah dengan video dan foto digital yang diambil menggunakan telepon seluler Auditi, lalu disharing ke Auditor

·         Meskipun gagasan untuk memahami proses kerja secara langsung (live walk-through) menjadi hal yang sangat menarik, namun  timbul keterbatasan sebagai berikut: Sebagian besar tempat kerja tidak memiliki fasilitas Wi-Fi, Tempat kerja yang menjadi lingkup audit kebetulan berada di lokasi terpencil atau berada di dalam bangunan tua yang dibangun seperti bunker di mana layanan seluler terbatas, atau kekuatan sinyalnya buruk, menurunkan kualitas penayangan video secara langsung, Kebisingan daerah sekitar ataupun (sebaliknya) kemampuan teknologi dalam menyerap kebisingan dapat mencegah personil jarak jauh untuk mendengar tanggapan saat wawancara

5

Tahap Wawancara atau Permintaan Keterangan

Dilakukan dengan bertatap muka

·         wawancara langsung serta dapat dilakukan melalui penjadwalan panggilan video terhadap personil-personil inti dengan menggunakan sejumlah teknologi yang tersedia (misalnya, Microsoft Teams, Skype, dan Zoom).

·         Mempersiapkan wawancara jarak jauh membutuhkan waktu tambahan bagi auditor. Setiap auditor harus siap dengan daftar pertanyaan dan hal-hal terkait informasi tambahan apa yang dibutuhkan, berdasarkan informasi yang diperoleh dari kajian atau analisis dan evaluasi dokumen.

6

Rapat Penutupan (Exit Meeting)

·         Dilakukan tatap langsung dan dihadiri oleh sebagian kecil Perwakilan dari Auditi (tandatangan  dan notulen akan ditandatangani secara manual)

·         butuh waktu yang lebih cepat (sekitar 1 jam)

·         Auditor memaparkan hasil penugasan pengawasan dan meminta tanggapan dari Auditi secara tertulis (melalui notisi auditi di tandatangani oleh Pengendali Teknis secara manual)

·         Auditi menandatangani Surat Pernyataan Kesanggupan Menindaklanjuti Hasil Penugasan secara manual

 

 

·         Dilakukan melalui Video Conference dan dapat dihadiri oleh sebagian besar Perwakilan dari Auditi (tandatangan  dan notulen akan ditandatangani secara elektronik, dapat menggunakan google form)

·         butuh waktu yang lebih lama (sekitar 1-2 jam)

·         Auditor memaparkan hasil penugasan pengawasan dan meminta tanggapan dari Auditi saat wawancara, dan notulen rapat yang memuat tanggapan auditi ditandatangani secara elektronik oleh Penanggung Jawab Auditor dan Penanggung Jawab Kinerja Auditi sehingga tidak diperlukan lagi notisi audit

·         Auditi menandatangani Surat Pernyataan Kesanggupan Menindaklanjuti Hasil Penugasan secara elektronik

 

Proses Pengawasan jarak jauh merupakan pendekatan yang menjanjikan, terutama jika mengingat satu atau dua hari perjalanan dapat dihemat per fasilitas apabila auditor tidak melakukan perjalanan ke lokasi. Alasan lain untuk melakukan proses audit jarak jauh antara lain:

·           Tempat kerja yang sulit atau berbahaya untuk dikunjungi, seperti yang berlokasi di daerah yang terkena dampak kerusuhan politik, atau di mana perjalanan ke atau dari wilayah hukum dibatasi.

·           Situasi di mana tinjauan dengan volume yang tinggi diperlukan dalam jangka waktu yang singkat, seperti inisiatif audit yang berkaitan dengan akuisisi atau pengurangan risiko

Beberapa hal positif yang dijumpai saat menerapkan proses pengawasan jarak jauh, diantaranya antara lain:

·           Mengurangi biaya perjalanan. Untuk program audit dengan beberapa rencana audit tahunan, proses audit jarak jauh dapat memberikan penghematan yang signifikan.

·           Memperluas cakupan. Proses audit jarak jauh memungkinkan lebih banyak cakupan ketika terjadi persaingan dalam hal prioritas volume dan waktu.

·           Pemanfaatan spesialis yang diperluas. Spesialis dapat terhubung dari jarak jauh pada wawancara tertentu atau dalam bagian tertentu pada proses perencanaan audit, sehingga tidak dibutuhkan untuk selalu hadir pada keseluruhan pelaksanaan audit.

·           Peningkatan hasil reviu dokumen. Reviu jarak jauh atas beberapa rencana serta dokumentasi, sesuai dengan kecepatan masing-masing auditor, berkontribusi terhadap kualitas hasil reviu yang lebih tinggi serta pendalamanan dokumentasinya.

·           Peningkatan penggunaan teknologi yang ada dapat memperkuat dokumentasi dan pelaporan. Penggunaan teknologi oleh personil terkait dalam rangka pengambilan informasi melalui video dan fotografi dapat berkontribusi untuk meningkatkan pemahaman dan pemanfaatan teknologi yang ada. Hal tersebut juga berkontribusi terhadap dokumentasi yang lebih baik terkait keadaan, peningkatan kemampuan untuk melaporkan adanya kejadian maupun kondisi kepada personil perusahaan di daerah terpencil, serta meningkatkan peluang sebagai alat pelatihan jarak jauh di masa mendatang.

·           Beban audit terhadap fasilitas operasional dapat dimitigasi. Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan serta memproses secara digital dokumentasi, video, dan gambar dapat dibagi menjadi beberapa minggu, daripada terkonsentrasi ke dalam periode audit yang dapat menyita waktu personil dari kegiatan sehari-harinya.

·           Peningkatan organisasi serta konfirmasi atas dokumentasi yang diperlukan. Karena personil terkait harus meninjau serta mengumpulkan dokumen yang diperlukan, proses audit jarak jauh memberikan kesempatan untuk mengatur dan mengkonfirmasi bahwa semua dokumentasi yang diperlukan untuk inspeksi sesuai ketentuan sudah tersedia.

Beberapa keterbatasan dari pendekatan proses pengawasan jarak jauh, diantaranya adalah:

·      Pengamatan secara langsung tidak dapat tergantikan. Tidak ada yang dapat menggantikan proses melihat secara langsung, mengamati bahasa tubuh, atau bahkan memperhatikan bau yang tidak seharusnya. Audit secara langsung juga memiliki keterbatasan dalam kondisi tertentu, diantaranya terhadap operasi yang mempersyaratkan keamanan, sangat terbatas, atau di lingkungan yang sensitif. Kita tidak dapat berjalan melalui ruangan yang bersih dengan perangkat video, kita juga tidak dapat membawanya ke beberapa pabrik kimia ataupun kilang.

·      Audit jarak jauh menyulitkan dalam menjalin hubungan dengan auditee. Hilangnya kesempatan untuk memberikan petunjuk, kiat, dan hasil pengamatan dalam rangka perbaikan. Kesulitan untuk mengenali praktik terbaik atau menggambarkan hal-hal yang dapat bermanfaat bagi orang lain, di luar proses dokumentasi. Auditor yang baik melakukan hal tersebut, dan seringkali merupakan hal yang paling berguna yang dapat diperoleh oleh auditee.

·      Kurangnya interaksi personal langsung membuka peluang terjadinya fraud. Peluang untuk menyampaikan dokumen yang telah dimanipulasi serta penghilangan informasi yang relevan akan semakin meningkat. Hal ini mungkin memerlukan perencanaan tambahan, beberapa prosedur audit tambahan/berbeda, ataupun ditindaklanjuti setelah dihilangkannya beberapa hambatan dalam audit tradisional.

 

 

 

 

Beberapa contoh dokumentasi dibawah ini yang telah melaksanakan pengawasan jarak jauh untuk penugasan reviu revisi anggaran, yaitu:

1)    Tahap Entry Meeting



 




 

 

 

2)    Tahap Wawancara

 


 

 

 

 

 

3)    Tahap Exit Meeting


 

 

 

KESIMPULAN

Inovasi dan transformasi menjadi fokus bisnis serta program audit di seluruh dunia saat ini. Adalah saat yang tepat untuk mengkomunikasikan proses audit jarak jauh. Terdapat beberapa teknologi berkembang yang menunjukkan harapan besar dalam bidang tersebut, termasuk penggunaan streaming video langsung, Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), pesawat tak berawak (drone) dan kecerdasan buatan (AI), serta lainnya. Namun, berdasarkan pengalaman penulis, terdapat peringatan: jangan biarkan kemewahan teknologi baru membuat kita tidak menggunakan apa yang kita miliki (dan pahami cara menggunakannya) saat ini. Drone membutuhkan operator yang berpengalaman serta berlisensi pada beberapa perusahaan di yurisdiksi tertentu. Livestreaming serta Augmented Reality membutuhkan peralatan khusus dan bandwidth yang besar. Teruslah mengembangkan batasan –teknologi ini sangat berguna – akan tetapi gunakan apa yang sudah ada saat ini, dengan tujuan untuk menggabungkannya dengan teknologi baru di masa depan. Proses audit jarak jauh bukanlah satu-satunya solusi yang tepat untuk semua masalah. Hal ini bukan pula sebagai pengganti dalam pelaksanaan audit secara langsung. Namun, sebagai bagian dari program asurans jangka panjang, audit jarak jauh dapat berperan serta, dalam memberikan asurans ketika kondisi khusus tidak memungkinakan pelaksanaan bisnis sebagaimana biasanya.

Inspektorat Jenderal KESDM perlu melakukan beberapa upaya agar pengawasan jarak jauh (remote auditing) ini dapat diimplementasikan, diantaranya adalah:

1)    Memutakhirkan Kendali Mutu Petunjuk Pelaksanaan atau Petunjuk Teknis Pengawasan Intern di lingkungan KESDM dengan menambahkan alternative Pengawasan Jarak Jauh;

2)    Memutakhirkan Program Kerja Pengawasan Tahunan Tahun 2020 dengan menambahkan alternative dan pembiayaan untuk Pengawasan Jarak Jauh;

3)    Mengembangkan aplikasi e-pengawasan agar dapat digunakan secara optimal dalam Pengawasan Jarak Jauh;

4)    Mengimplementasikan Pengawasan Jarak Jauh untuk Penugasan Pengawasan Internal yang lebih sesuai dilakukan mengingat Pandemi COVID19 yang belum berakhir, terutama pada Penugasan yang tidak membutuhkan observasi lapangan ke lokasi terpencil, tetapi hanya disekitar Gedung kantor auditi. Penugasan yang dimaksud dapat dilakukan untuk Reviu Revisi Anggaran, Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Zona Integritas, Asistensi Penyusunan Risk Universe di lingkungan KESDM, dan Penugasan Pengawasan lainnya.

5)    Menyediakan anggaran untuk Penyediaan Sarana dan Prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung pengawasan jarak jauh yang lebih optimal seperti Drone, Virtual Reality, dll

Menyediakan anggaran untuk Pengembangan Kompetensi Auditor agar dapat menggunakan teknologi informasi yang dibutuhkan untuk Pengawasan jarak jauh seperti penggunaan Drone, Virtual Reality, dll

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Panduan IIA Global tentang Remote Auditing

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

(OPINI) USULAN PERUBAHAN DARI, OLEH, UNTUK ITJEN KESDM

 SALAM GGCG (GOOD GOVERNANCE AND CLEAN GOVERNMENT) Reformasi Birokrasi Kementerian ESDM telah meningkat secara bertahap (konsisten naik) sej...